Begini Sejarah Letusan Gunung Agung Di Bali

Begini Sejarah Letusan Gunung Agung di Bali

Begini Sejarah Letusan Gunung Agung di Bali Begini Sejarah Letusan Gunung Agung di Bali
pic. google.com

TEMPO.CO, Jakarta - Status Gunung Agung di Bali dinaikkan ke level Waspada sesudah sebulan terakhir terjadi kenaikan acara kegempaan. “Dulu jarang, semenjak sebulan kemudian ada peningkatan secara signifikan. Peningkatannya secara kontinu, terus-menerus, dan stabil kenaikannya,” Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Alam, Kasbani ketika dihubungi Tempo, Kamis 14 September 2017.

Gunung Agung punya sejarah panjang letusan. Berdasarkan catatan PVMBG, gunung dengan ketinggian 3.142 mdpl (meter diatas permukaan laut) ini pernah 4 kali meletus semenjak 1800. Empat kali letusan itu terjadi pada 1808, 1821, 1843, dan terakhir yaitu pada 1963.

Erupsi terakhir tahun 1963 terjadi semenjak tanggal 18 Februari 1963, dan berakhir pada 27 Januari 1964. Erupsi bersifat magmatis. Letusan gunung itu pada tahun 1963 menjadikan 1.148 orang meninggal dan 296 orang luka-luka.

Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi, Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Gede Suantika mengatakan, semenjak letusan terakhir pada tahun 1963, Gunung Agung belum pernah menyampaikan kenaikan acara yang signifikan. Sejak tahun 1963 status gunung itu dipatok Aktif Normal. “Gak pernah naik satusnya dulu-dulu. Ini pertama kali (naik status) semenjak 1963,” kata dia.

Menurut Gede, skenario tragedi yang diantisipasi bila acara gunung api itu terus naik yaitu skenario letusan gunung itu pada tahun 1963. “Karakteristiknya kita mengacu pada letusan 1963, letusanya besar, kalau meletus,” kata dia.

Gede mengatakan, korban jiwa akhir letusan Gunung Gede pada 1963 itu akhir terkena awan panas. “Pada 1963 itu awan panas hingga ke utara, hingga ke pantai. Ke Tulamben, kawasan wisata snorkling di situ,” kata dia.

Menurut Gede, jejak bekas awan panas dari letusan Gunung Agung itu masih terlihat. Dia menyampaikan foto satelit yang diambil dari Google Maps yang menyampaikan garis lekukan yang telrihat terang dari puncak menuju pantai. “Ini bekas letusan masa lalu, masih kelihatan. Ini bekas awan panas,” kata dia.

sumber
close
Banner iklan disini