Tips Memotret Dengan Kamera Film

Tips Memotret dengan Kamera Film

 Memotret memakai kamera film mempunyai prinsip yang sama dengan kamera digital Tips Memotret dengan Kamera Film
pic. google.com

KOMPAS.com - Memotret memakai kamera film mempunyai prinsip yang sama dengan kamera digital. Kendati demikian, kamera film membutuhkan perilaku berbeda dalam setiap tahap pemotretan.

Fotografer profesional Haryanto R. Devcom, dikala bincang dengan KompasTekno, menyampaikan bahwa jikalau seseorang sudah terbiasa dengan kamera digital maka sikapnya dikala memotret akan cenderung cepat atau terburu-buru.

Nah, jikalau ingin kembali memotret memakai kamera analog, maka hal pertama yang mesti diubah yaitu perilaku tersebut. Pengguna kamera film mesti menurunkan temponya, berpikir lebih lambat dan menyeluruh, semoga pengaturan kamera dapat dilakukan dengan presisi tanpa ada satu perhitungan yang luput.

“Waktu memotret analog, hal pertama yang mesti dilakukan yaitu menurunkan tempo memotret. Selama ini kalau orang memotret digital, temponya cenderung cepat alasannya yaitu dapat burst atau ambil foto banyak-banyak kemudian pilih salah satu yang paling bagus,” terang Haryanto, yang kerap memotret memakai kamera large format itu.

“Analog tidak dapat begitu. Eksposur mesti diperhitungkan dengan baik, dipertimbangkan mana yang mau dibentuk gelap, gelap sekali, gelap tapi abu-abu dan lainnya. Setelah itu gres dijepret,” imbuhnya.

Setelah perilaku memotret mulai lambat dan memperhatikan keseluruhan perhitungan, maka hal berikutnya yang mesti diperbaiki yaitu soal pengukuran cahaya. Ukuran cahaya sebaiknya tepat, alasannya yaitu film yang digunakan mempunyai batas. Sekali jepret, film dalam kamera eksklusif merekam gambar dan tidak dapat lagi diubah.

Kegagalan dalam kamera film akan berdampak pada terbuangnya film, dan berujung pada pemborosan. Berbeda dengan kamera digital yang semua gambarnya tersimpan dalam kartu memori, tidak dapat dilihat dan pilih tanpa harus menunggu proses basuh cetak.

“Mesti dapat mengukur cahaya, pakai lightmeter dari kamera atau HP juga sudah cukup kalau hanya ingin menciptakan foto yang hasilnya jelas. Kuncinya yaitu lighmeter itu mesti konsisten, sehingga dapat ditebak ukurannya,” terang Haryanto.

“Setelah mulai slow down, mengenal eksposur dan dapat menghasilkan foto yang “kelihatan”, maka gres mulai mendalami banyak sekali teknik lain. Misalnya mulai mempelajari komposisi, kemudian cara menunjukkan mood dan dongeng pada sebuah foto,” imbuhnya.

Selain soal perilaku dan pengukuran cahaya, jangan lupakan bahwa kamera film memakai medium yang sensitif cahaya. Jika ingin memasang atau mengganti film, pastikan melaksanakan itu di bawah bayang-bayang, tidak terkena sinar matahari langsung.

Pasalnya film yang digunakan dapat eksklusif rusak atau terbakar, jikalau terkena cahaya matahari. Bila tidak rusak seluruhnya pun dapat jadi akan muncul berkas kemerahan atau oranye akhir terpaan cahaya matahari.
 Memotret memakai kamera film mempunyai prinsip yang sama dengan kamera digital Tips Memotret dengan Kamera Film
pic. google.com

Jika sudah memahami dasar dan perilaku yang dibutuhkan, Anda juga dapat mencoba sejumlah teknik berikut ini untuk menunjukkan nuansa berbeda pada hasil jepretan Anda.

Double exposure


Istilah ini berarti memakai dua eksposur berbeda dalam satu film. Dengan cara demikian, Anda akan mendapat hasil jepretan yang bertumpuk; contohnya wajah insan yang transparan dan berisi pemandangan hutan atau lainnya.

Kamera- kamera film tertentu mempunyai tuas khusus yang dirancang untuk menyalakan serta mematikan fitur ini; contohnya Nikon F3, Canon A-1 dan Ricoh 500 ME. Sedangkan sejumlah kamera film lainnya tidak mempunyai tuas tersebut, sehingga double exposure harus dilakukan secara manual.

Bila kamera film yang digunakan mempunyai mode double atau multiple exposure, cukup mengaktifkannya dan mulailah memotret. Biasanya, Anda akan dapat memotret tanpa harus menggeser film yang sudah terisi gambar. Hasilnya, gambar akan bertumpuk.

Sedangkan pada kamera film yang tidak mempunyai fitur double atau multiple exposure, dapat mencobanya dengan cara memutar ulang film. Misalnya, sesudah menjepret sebuah frame, tekan tombol untuk melepas kunci roll film, kemudian gunakan tuas penggulung untuk mengembalikan frame tadi ke posisi awal.

Selanjutnya, kembali jepret kamera untuk memperoleh gambar kedua. Jika Anda memosisikan film dengan benar, maka yang terjadi yaitu gambar kedua bertumpuk dengan gambar pertama. Tentu hasilnya tidak selalu jelas, atau mempunyai kekurangan. Semuanya tergantung pada perhitungan yang digunakan pengguna.

Light Leaks


 Memotret memakai kamera film mempunyai prinsip yang sama dengan kamera digital Tips Memotret dengan Kamera Film
pic. google.com

Sebenarnya, light leaks merupakan kerusakan film yang terjadi akhir paparan sinar matahari. Namun dalam perkara tertentu, kerusakan tersebut dapat digunakan sebagai efek artistik.
Cara untuk mendapat efek ini pun mudah, meski hasilnya risikonya tidak dapat ditebak. Pertama, Anda mesti menuntaskan pemakaian satu roll film dan menggulungnya.

Dalam proses menggulung itu, kira-kira di tengah jalan atau di sekitar foto yang Anda sukai, bukalah pintu menuju chamber film.

Anda dapat membukanya sedikit, atau banyak, sesuai dengan efek yang diinginkan. Namun hati-hati alasannya yaitu tindakan ini juga berpotensi merusak film tersebut, tergantung pada tingkat ekspos cahaya.

Selanjutnya, kembali gulung film sampai selesa. Cuci cetak lah roll film tersebut, dan Anda akan melihat adanya berkas merah atau oranye di dalam setiap gambar yang terekspos cahaya matahari.

kompas
close
Banner iklan disini