Kisah Unik Dubes Ri Di Jeddah Menemui Pasien Wni Yang Terpenjara Manajemen Rumah Sakit

IKHTIAR MENGHADIRKAN NEGARA

Awal September 2018, HP aku berdering, dikala aku angkat terdengar bunyi rintihan begitu menyayat hati dan bikin trenyuh. Hanya ada tangisan tanpa keluar sepatah katapun dari sang penelpon. Saya harus angkat semua panggilan telpon yang aku yakini dari para saudara2 aku WNI yang berada di Saudi. Mereka semua dapat jalan masuk eksklusif sebab mereka sudah kantongi nomer HP saya.

Hampir dua hari sekali, nomor telpon yang sama selalu menghubungi aku dan masih dengan rintihan panjang dengan tanpa keluarkan kata-kata yang dapat aku fahami. Hanya satu kata yg aku tangkap, nama saudara aku ini adalah: NUR.
Tanggal 17 September 2018, di ruang saya, menjelang Maghrib dikala aku diskusi perkara bersama para pasukan KBRI, ada panggilan dari Mbak Nur, masih dengan jeritan dan rintihan penuh deritanya. HP aku buka supaya semuanya dapat mendengar apa yang bekerjsama terjadi.

Enam menit pertama aku berusaha identifikasi ada dilema apa bekerjsama dengan saudari aku ini, hanya rintihan panjang terus yang kudengar. Saya juga berusaha cari tahu dimana lokasi Mbak Nur ini. Maklum di Saudi, hukum diplomatic tidak perkenankan aku membawa alat GI-2 (GSM Intercept Interrogator) alat penyadap komunikasi yang dapat memastikan titik GPS dari sebuah HP yang lagi online serta nomer IMSI serta merek sebuah HP lengkap dengan BTS mana yg dipakai.

Menit ke 7 mulai ada titik terang dikala Mbak Nur aku minta serahkan HP kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Dari ujung sana aku dengar suara-suara wanita dengan dialek Arab kental, salah satunya berbicara dengan dengan menyebut dirinya orang syiria (saya gak tau anggun apa enggak, supaya Sayuri yang nilai) yang sedang menunggu keluarganya yang sakit dan kebetulan satu ruangan dengan Mbak Nur.

Dari pembicaraan di menit-menit berikutnya dengan beberapa orang yang terkadang aku dengar bunyi cekikikan dikala aku kenalkan aku yaitu Duta Besar Indonesia di Saudi, balasannya terkuak, saudari kita ini, Mbak Nur sedang sakit di RS King Fahd Jeddah dan dirawat di kamar 572 lebih dari dua bulan. Saya pun berjanji tiba ke RS King Fahd untuk menjenguk saudari aku yang selalu merintih panjang ini.

Data-data pun kami kumpulkan bersama pasukan khusus KBRI dan ternyata Mbak Nur ini masuk RS dengan tanpa dilengkapi iqomah/KTP. Akibatnya pihak RS Saudi akan membebankan biaya kepada pasien atau yang membawa pasien tsb ke RS. Infonya biaya RS ini lebih dari 60 ribu riyal (sekitar 240 juta). Dan faktor biaya inilah yang jadi “kendala” Mbak Nur untuk dapat keluar dari RS.

26 September 2018, dengan ditemani istri, aku berkunjung ke RS King Fahd Jeddah untuk melaksanakan pendekatan kepada Direktur RS, Dr. Abdurrahman Rasyid Bakhsh seorang dokter alumni Inggris.

Suasana eksklusif dekat dikala kami bertukar kartu nama dan aku bilang nama anda sering aku dengar dan selalu nempel di hati. Yah aku bilang bapak aku namanya Rosyid impulsif dia ngakak. “Ngakak” berarti diksi2 lanjutan sudah cair dan aku hanya minta kepada Direktur untuk menunjukkan kemudahan-kemudahan kepada semua WNI yang dirawat di RS terbesar di Jeddah ini.

Dokter Abdurrahman Rasyid juga sangat kaget sebab dalam 25 tahun ini gres ada satu Dubes yang berkunjung ke RS King Fahd Jeddah dan eksklusif aku jelaskan: Saya saudara mereka dan aku juga bapak sekaligus pelayan mereka.       

Suasana semakin bersahabat dikala Sang Direktur kisah wacana pengalaman pertamanya ikut event basuh Ka’bah sehari yang kemudian dan aku pun eksklusif menimpali aku alhamdulillah mewakili Indonesia tiga kali ikut masuk Ka’bah. Dia kaget kok dapat WNA hingga tiga kali? Sambil senyum aku bilang: Raja Salman sayang sama Indonesia.

Direktur Rosyid eksklusif antar kami ke kamar 572 bersama dengan para staffnya. Saya kenalkan diri ke Mbak Nur: Saya yang sering anda telpon tengah malam. Mbak Nur eksklusif menangis dengan bunyi yang sangat menyayat hati. Kami sampaikan bahwa kami akan bantu pulangkan Mbak Nur ke Tangerang. Dia tersenyum tapi eksklusif merintih panjang.

Ya Allah, kami hanya disemangati oleh sebuah hadis NabiMU SAW: KALIAN AKAN MENDAPATKAN PERTOLONGAN DARI ALLAH KETIKA KALIAN PEDULI DAN BERPIHAK KEPADA SAUDARA-SAUDARA KALIAN YANG LEMAH DAN RAPUH.

 dikala aku angkat terdengar bunyi rintihan begitu menyayat hati dan bikin trenyuh Kisah Unik Dubes RI Di Jeddah Menemui Pasien WNI Yang Terpenjara Administrasi Rumah Sakit




Related Posts :

close
Banner iklan disini