Alvaro Anak Korban Bom Samarinda

Alvaro si Bocah Herkules

"Papa jangan nangis ya.. Varo berpengaruh pa.. ", ujar Alvaro sambil menepuk pipi ayahnya yang tidak bisa menahan air matanya.

Saya menerima kabar dari orang bau tanah Alvaro bahwa anaknya Alvaro bocah 4 tahun korban teroris bom molotov Samarinda setahun kemudian akan dilakukan operasi buka balon di kulit kepala tahap ke 2.

Kemarin Alvaro dioperasi.  Balon yang ditempelkan dalam kulit kepalanya semenjak 8 bulan kemudian berdasarkan dokter yang merawatnya harus dilepas. Juga dilakukan operasi jari tangan kanannya. Sela jari jempol dan jari telunjuk dan juga  sela jari telunjuk ke jari tengah asisten Alvaro lengket melepuh jawaban api bom molotov.

"Alvaro anak yang berpengaruh Amang.. Dia malah yang menghibur kami.  Saya bahwasanya tidak sanggup melihat penderitaan dia.  Tapi beliau selalu menciptakan saya tegar", kisah Ibu Alvaro kemarin.

Sejak 8 bulan lalu,  operasi pencangkokkan kulit melalui teknologi balon pada kulit kepala Alvaro dimulai.  Tujuannya untuk mengembangbiakkan kulit kepalanya yang terbakar api bom molotov jawaban serangan teroris di depan Gereja Ouikumene Samarinda setahun lalu. 

Pada tanggal 5 Februari 2018 operasi memasukkan balon pertama sebanyak 3 kali dan skin graf kulit tangan yg diambil dari selangkangan sebelah kanan

Pada tanggal 9 Februari operasi skin graf kulit tangan yang diambil dari selangkangan sebelah kiri.

Sejak  operasi pertama dilakukan setiap hari Jumat disuntik balon di 3 titik kepala hingga operasi bulan Mei.

Pada  tanggal 4 Mei 2018 operasi buka dan pasang balon dilakukan. Dua  ahad kemudian dibuka jahitannya. Pada  minggu   ke 3, disuntik setiap hari Rabu di 3 titik kepala hingga operasi buka balon tanggal 3 September ini.

"Varo bagai herkules.  Ia bisa bertahan tidur dengan posisi miring.  Setiap ahad harus disuntik kepalanya", ujar Ibu Alvaro.

Setiap hari Varo menciptakan kami semakin semangat.  Semakin kuat.  Alvaro tidak pernah mengeluh.  Tidak cengeng.  Ia tangguh dan tegar.

"Mama.. Mama jangan murung ya Ma... Varo mau nyanyi buat Mama...", rayu Alvaro menghibur mamanya yang nampak matanya berkaca-kaca.

Varo bernyanyi.  Menghibur kedua orang tuanya yang tidak tega melihat penderitaan Varo.

"Dari semula, T’lah Kau tetapkan
Hidupku dalam tanganMu, Dalam rencanaMu Tuhan

Rencana indah, T’lah Kau siapkan
Bagi masa depanku, Yang penuh harapan

Reff:

S'mua baik, s’mua baik, Apa yang t’lah Kau perbuat
Di dalam hidupku, S’mua baik, sungguh teramat baik
Kau jadikan hidupku berarti"

Seisi ruangan larut dalam hening.  Kedua orang bau tanah Alvaro tidak bisa menahan air matanya.  Lagu yang dinyanyikan Alvaro menciptakan mereka menyerupai sedang berhadapan dengan malaikat kecil. Malaikat kecil yang sedang berubah wujud menjadi bocah kecil Alvaro anak kandung semata wayang mereka.

"Mama Papa.. Doakan Varo ya... ", bisik Varo usai menyanyikan lagu Semua Baik itu. Mama Papa Alvaro memeluk Alvaro.  Lama dan erat.  Usapan tangan mama Alvaro di wajah anaknya menciptakan Alvaro tertawa.  Alvaro siap dioperasi.

Perawat datang.  Mereka bersiap memindahkan Varo dari ruang rawat ke ruang operasi. Varo bersiap.  Dokter seorang hebat bedah kulit RS Sunway Healtcare Malaysia Dr. Tan menyuntikkan obat bius.  Varo tertidur. Operasi segera dilakukan. Kedua orang bau tanah Alvaro menunggu di luar.  Doa tiada henti mereka panjatkan.

"Amang.. Sampaikan ucapan rasa terimakasih kami yang sebesar-besarnya sama follower amang yang memberi bantuan dan doa buat Alvaro ya.  Kami tidak sanggup membalas semua kemurahan hati follower amang.  Biarlah Tuhan yang membalas semuanya", pesan Ibu Alvaro via chat kepada saya.

Saya teringat beberapa bulan lalu,  kedua orang bau tanah Alvaro harus pontang panting mencari dana operasi buat anaknya.  Dana operasi yang mencapai hampir satu milyar itu menciptakan mereka kelimpungan. Dari mana sanggup uang segede itu? 

Hari ini saya bahagia sekali mendengar Alvaro sukses dioperasi.  Sepuluh jam Alvaro di meja operasi. Akan ada operasi dan perawatan tahap selanjutnya. Menurut Dokter Tan jari telunjuk Alvaro masih bengkok. Menurutnya tidak mengecewakan susah untuk dikembalikan ke kondisi normal.

Meski tidak bisa kembali normal menyerupai semula kedua orang bau tanah Alvaro tetap bersyukur.  Tangan-tangan murah hati penuh welas asih dari teman2 seperjuangan sangat menolong mereka.  Membuat saya terharu. 

Untuk itu izinkan saya mengucapkan jutaan rasa terimakasih kepada teman2 seperjuangan yang telah memberi sokongan dana dan doa buat pemulihan kulit Alvaro.

Kiranya Tuhan Yang Maha Pengasih membalas kemurahan hati teman2 seperjuangan.

Salam usaha penuh cinta

Birgaldo Sinaga

 ujar Alvaro sambil menepuk pipi ayahnya yang tidak bisa menahan air matanya Alvaro Anak Korban Bom Samarinda









Related Posts :

close
Banner iklan disini