Benarkah Arang Dapat Memicu Kanker?

Benarkah Arang Bisa Memicu Kanker?


JAKARTA, KOMPAS.com -- Sate yaitu salah satu masakan favorit orang Indonesia. Namun, perlukah Anda mengurungkan niat menyantap daging ayam yang ditusuk dan dibakar supaya tidak terkena kanker?

Hubungan arang dan kanker yaitu salah satu mitos yang dibahas dalam kegiatan konferensi pers Betadine Retro Run 2017 yang diadakan oleh Mundipharma, Bertadine, dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) di Jakarta, Rabu (23/8/2017).

Topik tersebut sengaja dipilih alasannya yaitu kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kanker dirasa masih kurang. Mada Shinta Dewi, Country Manager PT Mundipharma Healthcare Indonesia, mengatakan, kanker dalam 10 tahun terakhir meningkat drastis, dan kalau fokus pada pengobatan, biayanya tentu besar sekali.

“Jadi, kalau kita melihat kegiatan pemerintah ketika ini, fokusnya yaitu bagaimana mengedukasi masyarakat supaya tragedi ini menurun. Kalau bicara jantung dan hipertensi, masyarakat sudah cukup sadar cara pencegahannya, sedangkan kanker masih banyak mitos-mitos yang perlu diklarifikasi,” ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, Prof Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo, Sp PD-KHOM selaku Ketua YKI dan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) mendiskusikan dan mementahkan beberapa mitos mengenai kanker yang sering kali menyesatkan masyarakat.

1. Arang

Hingga ketika ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang percaya bahwa arang yang dipakai untuk aben masakan sanggup memicu kanker. Namun, berdasarkan Prof Aru, yang menciptakan kanker bukan arangnya, tetapi daging merahnya.

Ketika daging merah dipanaskan pada suhu tinggi, timbul zat karsinogen Heterocyclic amines  atau HCA. Namun, hal ini hanya berlaku pada daging merah saja, dan ayam atau ikan tidak duduk kasus bila dibakar.

Selain daging merah yang dibakar; daging yang diproses, menyerupai sosis ayam, salami, dan bacon, juga sanggup menyebabkan kanker.

2. MSG

Selain arang, masyarakat juga masih terjebak dengan mitos bahwa monosodium glutamate (MSG) sanggup memicu kanker.  Padahal, penelitian, menyerupai yang dilakukan oleh Food Standards Australia New Zealand, telah menandakan bahwa mitos tersebut tidak benar.

“Institute of Cancer (juga) pernah benar-benar mencobakan MSG pada tikus dan terbukti, (MSG) tidak menyebabkan kanker,” kata Prof Aru.

Dia melanjutkan, tetapi MSG memang tidak anggun untuk kesehatan alasannya yaitu sanggup merusak jaringan tubuh, terutama jaringan pankreas yang memproduksi insulin.

3. Super food

Di kurun modern ini kita mengenal istilah super food untuk teh hijau, buah beri, akar bit, manggis, dan makanan-makanan lainnya yang dipercaya sanggup mencegah kanker alasannya yaitu mengandung antioksidan. Namun, Prof Aru berkata bahwa pemahaman ini salah besar.

“Antioksidan tidak mencegah kanker secara langsung, tetapi menangkal masakan lain yang ada oksidannya, menyerupai minyak gorengan. Namun, sekali lagi, manggis dan stroberi itu bukan obat buat kanker,” katanya.

Akan tetapi, Anda tetap sanggup mengonsumsi makanan-makanan tersebut sebagai bab dari contoh makan dan hidup sehat untuk mencegah kanker.

Tiga komponen utama hidup sehat yaitu menjaga berat tubuh ideal, olah raga teratur, dan mengikuti contoh makan sehat. Jika Anda mengikuti panduan ini, risiko terkena kanker sanggup turun sampai 35 persen atau bahkan 50 persen pada kanker tertentu. Penurunan risiko ini bahkan sanggup menjadi lebih besar jikalau Anda menghindari alkohol yang berlebihan dan tidak merokok.

sumber

Related Posts :

close
Banner iklan disini