Mengapa Ada Daun Yang Berukuran Besar Dan Kecil?

Mengapa Ada Daun yang Berukuran Besar dan Kecil?

KOMPAS.com –- Ukuran daun yang dimiliki flora sangat beragam, dari satuan milimeter persegi sampai satuan meter persegi. Daun pohon palem, misalnya, berukuran jauh lebih besar dari daun semanggi.
Mengapa Ada Daun yang Berukuran Besar dan Kecil Mengapa Ada Daun yang Berukuran Besar dan Kecil?
pic. google.com

Penjelasan konvensional menyebutkan bahwa perbedaan ukuran daun disebabkan oleh adanya perbedaan suhu dan kelembapan.

Pakar botani dari Denmark yang hidup pada kurun ke-19 dan awal kurun ke-20, Eugenius Warming, berhipotesis bahwa kelembapan yang tinggi di kawasan tropis menciptakan daun palem dan daun pisang sanggup tumbuh ke ukuran yang luar biasa besar.

Namun, ternyata daun yang lebih lebih besar dan tebal kesulitan untuk melepaskan panas secara efisien. Mereka harus memompa lebih banyak air untuk mendinginkan daun, layaknya cara kerja keringat mendinginkan badan manusia.

Menggunakan model ini, para peneliti pada tahun 1960-an dan 1970-an mencoba menjelaskan mengapa daun flora yang hidup di padang pasir sangat kecil (mereka perlu mengonservasi air dan tidak berkeringat terlalu banyak), dan flora yang hidup di tempat hirau taacuh dan tertutup mempunyai daun yang besar.

Akan tetapi, klarifikasi ini berkebalikan dengan penelitian sebelumnya yang dipublikasikan dalam Review of Paleobotany and Palynology pada tahun 1992. David R Greenwood dari Universitas Adelaide menemukan bahwa ketika suhu rata-rata naik, begitu pula ukuran daun rata-rata.

Untuk menuntaskan pertentangan ini, sekelompok tim peneliti internasional menganalisis lebih dari 7.600 flora dari ratusan lokasi di seluruh dunia. Mereka juga memperhitungkan jumlah rata-rata curah hujan dan kelembapan di dalam tanah.

Hasil dari penelitan tersebut kemudian dipublikasikan dalam jurnal Science pada 1 Sepetember 2017 lalu.

"Dengan sampel di semua benua, zona iklim, dan jenis tanaman; kami sanggup mengatakan bahwa 'peraturan' sederhana sepertinya beroperasi di seluruh spesies flora di dunia, peraturan yang tidak terlihat dari analisis sebelumnya yang lebih terbatas," kata pemimpin peneliti Ian Wright dari Macquarie University, Australia.

Seperti diwartakan Science Alert 2 September 2017, hasil penelitian Wright dan timnya menyebutkan bahwa bukan panas berlebih yang memilih ukuran daun, melainkan potensi kerusakan daun dari proses pembekuan di malam hari.

Daun yang berukuran besar mempunyai area yang luas untuk mencengkeram udara. Disebut sebagai lapisan pembatas, udara ini berfungsi sebagai insulator bagi daun.

Saat radiasi panas keluar dari daun pada malam hari, flora tidak sanggup menggantinya dengan panas gres lantaran adanya lapisan pembatas tersebut. Akibatnya, flora berdaun besar pun lebih gampang membeku ketika temperatur turun di malam hari.

Oleh lantaran itu, tidak heran jikalau flora yang hidup di padang gurun dan di kawasan subtropis mempunyai daun yang lebih kecil daripada flora di kawasan sekitar garis khatulistiwa.

info
close
Banner iklan disini