Perancis Vs. Kroasia Duel Antara Gaya Physical Strength Dan Dynamo Nogometz (Endurance Football)

PERANCIS VS. KROASIA
Duel antara gaya Physical Strength dan Dynamo Nogometz (Endurance Football)
----------------
Seperti halnya Islam yg punya corak/style sendiri ketika masuk ke negara2 selain Arab, begitu juga sepakbola, terutama dalam perhelatan piala dunia Rusia 2018 masing-masing negara penerima Piala Dunia punya gaya bermain yg sedikit banyak berbeda satu sama lain. Tanpa memandang rendah gaya bermain negara2 Amerika Latin ibarat Jogo Bonito nya Brazil, tarian Tango Argentina, disini saya khusus membahas negara-negara Eropa yg sebagian besar masuk ke putaran final.

1. INTELLIGENT DEFENDING (CATTENACIO)
Menerapkan garis pertahanan yg rapat dengan merencanakan cukup satu atau dua serangan balik yg efektif dan mematikan. Pola cattenaccio ini diusung oleh Italia dan mencapai keemasannya di kala trio bek Maldini-Cannavaro-Nesta. Sayangnya Italia tidak lolos ke Rusia 2018 alasannya yaitu regenerasi yg jelek dlm sepakbola Italia.

2. TOTAL FOOTBALL
Inti dari style ini totalitas dalam bertahan dan menyerang untuk semua pemain di semua lini. Bek ikut naik menyerang atau striker ikut turun  bertahan yaitu kuncinya. Belanda yg membuat pertama kali dg penggagas nya ibarat van Basten, Gullit, Rijkaard dan Koeman.

3. TRIANGLE SHORT-PASS (TIKI-TAKA)
Diadopsi oleh Spanyol dari gaya permainan Barcelona di kala instruktur Guardiola. Umpan2 pendek segitiga ditopang skill pemain yg tinggi. Pemain dg kontrol bola dan dribel yg anggun ibarat Isco, Iniesta dan Xavi diharapkan utk keberhasilan referensi tiki-taka. Selain Spanyol negara spt Portugal juga mengadopsi gaya tiki-taka.

4. GEGENPRESSEN (COUNTER-PRESSING)
Ide utama dari referensi ini yaitu counter serangan balik lawan. Memberikan pressing ketika lawan melaksanakan counter attack, memutus serangan lawan tanpa harus berubah ke fase bertahan. Kuncinya yaitu menugaskan satu pemain untuk satu pemain lawan atau area tertentu (man/area marking). Jupp Heynckes yg pertama kali menerapkan referensi ini di klub Bayern Munchen kemudian dikembangkan oleh Juergen Klopp di Dortmund dan Joachim Loew di timnas Jerman. Kunci dari referensi ini yaitu adanya gelandang dan bek yg punya kemampuan marking dan intercept mumpuni ibarat Lucio, Philip Lahm, Schweinsteiger, dan Boateng.
Selain Jerman sebagai pelopor, Gegenpressen juga diadopsi oleh negara2 Eropa lainnya spt Swedia, Islandia, Norway dan Swiss.

4. KICK n RUSH
Identik dengan inggris yg mengusung permainan dengan fatwa bola yg cepat, tanpa banyak dribel macam2, seorang pemain begitu menguasai bola dituntut pribadi mengalirkan bola ke depan untuk menjadi gol. Movement/pergerakan pemain jadi kunci gaya ini. Selain Inggris, negara2 tetangga spt Skotlandia, Wales, Ireland dan Denmark kerap bermain dengan gaya ini.

5. PHYSICAL STRENGTH
Perancis di kala Platini dulu lebih bergaya Technical dg mengandalkan skill gocekan bola. Tapi seiring dengan derasnya imigran yang masuk ke Perancis (terutama dari Afrika), gaya main bola nya pun beralih ke PHYSICAL. Transisi gaya bermain ini menjadi sangat terlihat di kala Henry, Trezeguet, Zidane, Deschamps, Thuram, dkk yg berhasil menjuarai piala dunia 1998.
Generasi Perancis yg kini juga gaya bermainnya semakin Physical dg hadirnya pemain yg berfisik tangguh keturunan Afrika. Jangan terkecoh, di Rusia 2018 ini ruh permainan Perancis bukan di Griezmann dan M'bappe di depan,tetapi ada di tengah dengan trio gelandang yg berfisik tangguh yaitu Pogba-Kante-Matuidi. Tiga orang inilah yg bertugas mengalirkan bola ke penyerang sekaligus memutus serangan balik kalau kehilangan bola. Khusus untuk Pogba, kalau mencetak gol itu ukuran seorang pemain bermain bagus, maka jangan harap itu terjadi pada Pogba alasannya yaitu Deschamps memang menugaskan Pogba utk lebih bertahan drpd menyerang. Jika ingin mengalahkan Perancis maka tiga gelandang sangar ini harus dilemahkan, bagaimana caranya?? ya lewatin aja mereka dengan umpan2 panjang yg terukur dan striker yang ber-tipe maling alias oportunis hehe...dan Kroasia punya dua syarat tsb (maklum soale saya pendukung Kroasia haha). Kroasia punya barisan pengumpan jitu spt modric, rakitic dan versaljko, sedangkan mandzukic akan bertugas jadi maling nya. Pokoknya klo lawan Perancis jangan duel sabung bola pendek di tengah, niscaya terputus.

6. ENDURANCE FOOTBALL (DYNAMO NOGOMETZ)
Kontrol ritme, stamina dan mental (emosi), dengan gaya ini ritme permainan akan selalu stabil semenjak awal hingga selesai pertandingan, tak ubahnya ibarat mesin dinamo. Kebobolan duluan yaitu hal yg masuk akal bagi pengusung gaya main ini, tertinggal gol tidak mempengaruhi ritme dan mental permainan. Gaya ini menuntut hadirnya dua hal : 1. gelandang ber-tipe visioner dan punya kontrol bola bagus, 2. Striker oportunis.
Negara2 Eropa Timur paling banyak menggunakan gaya ini, tapi yg paling konsisten dan terus mengelaborasi gaya ini yaitu Kroasia. Makanya tidak heran kalau Kroasia selalu memproduksi pemain2 ber-tipe visioner dan oportunis di kala 90-an ibarat Davor Suker, Predrag Mijatovic, Robert Jarni. Dan di kala kini dg ikon spt Modric dan Rakitic. Uniknya lagi Kroasia ibarat tidak pernah kehabisan gelandang2 yg punya long-pass akurat. Itulah dampak dari penerapan gaya bermain dinamo yg konsisten.

Pertarungan dua gaya yg saya sebut terakhir di atas akan jadi citra ibarat apa duel Perancis vs. Kroasia nanti. Tentu saja sbg pendukung Kroasia saya ingin modric dkk yg jadi juara nya. Ingat, kunci mengalahkan Perancis : modric-rakitic harus menghindari duel head-to-head dg trio Pogba-Kante-Matuidi alasannya yaitu niscaya akan kalah fisik. Mendingan gempur dengan long-pass, modric turun ke garis pertahanan menawarkan ruang Versaljko untuk naik dan memberi umpan silang, selanjutnya biarkan oportunisme Mandzukic utk ngetest barisan bek Perancis yg minim pengalaman. Jika semua itu tidak berhasil maka paksa Perancis main sabung penalti. InsyaAllah Kroasia menang.

GO HRVATSKA!

Re-post dari https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10156424022532808&id=538722807


close
Banner iklan disini