Berusia 3.700 Tahun, Inilah Tabel Trigonometri Paling Renta Dan Akurat

Berusia 3.700 Tahun, Inilah Tabel Trigonometri Paling Tua dan Akurat


KOMPAS.com -- Sebuah tablet atau lempeng tanah liat Babilonia yang berusia 3.700 tahun telah diidentifikasi sebagai tabel trigonometri paling bau tanah dan paling akurat di dunia.
 Inilah Tabel Trigonometri Paling Tua dan Akurat Berusia 3.700 Tahun, Inilah Tabel Trigonometri Paling Tua dan Akurat
pic. google.com

Bukti ini sekaligus memperlihatkan bahwa bangsa Babilonia telah lebih lebih dahulu menemukan trigonometri dibandingkan orang Yunani kuno, ibarat yang kita percaya selama ini.

Tablet yang dikenal sebagai Plimpton 322 ini pertama kali ditemukan pada awal 1900-an di wilayah yang sekarang menjadi bab selatan Irak. Namun, para peneliti tak pernah mengetahui fungsi dan maksudnya sampai tim dari Universitas New South Wales (UNSW) mengungkap misteri tablet tersebut.

"Penelitian kami memperlihatkan bahwa Plimpton 322 menggambarkan bentuk segitiga siku-siku memakai jenis trigonometri yang menurut rasio, bukan sudut dan lingkaran," kata Daniel Mansfield, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi ini.

"Ini yaitu sebuah karya matematika yang menarik dan memperlihatkan kejeniusan yang tidak diragukan lagi," tambahnya, ibarat yang dikutip dari Science Alert 24 Agustus 2017.

Matematika Babilonia memakai sistem basis 60 atau seksagesimal (seperti penanda menit pada jam), bukan sistem basis 10 atau desimal yang kita gunakan ketika ini. Dengan menerapkan model matematika Babilonia, peneliti sanggup memperlihatkan bahwa tablet awalnya mempunyai 6 kolom dan 38 baris.

Mereka juga memperlihatkan bagaimana para andal matematika pada masa itu memakai sistem Babilonia untuk menghasilkan angka pada tablet dan menggunakannya untuk menciptakan perhitungan dalam membangun istana, kuil dan kanal.

Jika studi ini benar, maka astronom Yunani, Hipparchus, yang hidup sekitar 120 SM, bukanlah bapak trigonometri ibarat selama ini yang kita tahu alasannya yaitu tablet ini sudah ada semenjak 1822-1762 SM.

Lebih dari itu, metode perhitungan trigonometri Babilonia sanggup memperlihatkan perspektif gres yang sanggup diajarkan kepada matematikawan ketika ini.

Alasannya, sistem seksagesimal mempunyai penggalan yang lebih sempurna daripada sistem desimal. Dalam sistem desimal hanya ada dua angka yang sanggup dibagi tanpa ada yang tersisa yaitu 2 dan 5, sedangkan sistem basis 60 mempunyai lebih banyak angka yang sanggup dibagi.

Pecahan yang lebih terang berarti lebih sedikit asumsi dan matematika yang lebih akurat. Itulah mengapa para peneliti menyebutnya sebagai tabel trigonometri yang paling akurat dan menyarankan semoga kita sanggup berguru dari model matematika tersebut.

"Ini mempunyai relevansi yang besar bagi dunia modern. Matematika Babilonia mungkin sudah kuno alasannya yaitu berusia lebih dari 3.000 tahun, tetapi ada kemungkinan ilmu ini sanggup diaplikasikan dalam survei, grafis komputer, dan pendidikan" kata Mansfield.

"Ini yaitu pola langka ketika dunia kuno mengajari kita sesuatu yang baru," imbuhnya.


sumber
close
Banner iklan disini